Sabtu, 11 Januari 2014

pencegahan pendidikan menurut usia anak



PENDAHULUAN

Pencegahan penyalahgunaan narkoba dapat dilakukan oleh orang tua sejak dini melalui pesan-pesan edektif dan tingkat pengetahuan orang tua yang cukup tentang narkoba. Pesan-pesan dapat menjadi lebih efektif, jika disesuai dengan tahap perkembangan anak dan kesiapan mereka mempelajaran informasi baru pada berbagai kelompok usia.
Usia balita dalah usia yang sangat menemukan dalam perkemabangan selanjutnya. Oleh karena itu, perhatian khusus perlu diberikan kepada anak usia balita, terutama tentang pemberian kasih saying, perhatian, dan bimbingan kepada anak. Selanjutnya, pendidikan pencegahan dilakukan sesuai dengan kebutuhan perkembangan anak, minat, daya tangkap, dan potensinya.

A.           Bagaimana mendidik anak usia dini ?
Dalam sebuah literature badan narkotika nasional yang berjudul pencegahan penyalahgunaan narkoba sejak dini disebut tahap-tahap perkembangan usia anak dan berinteraksi dengan mereka.
Berikut ini adalah tahapan-tahapan pendidikan sesuai usia anak :
1.        Bayi Umur 0 s.d 1,5 Tahun
Anak yang kurang mersa aman, cenderung kurang merasa bahagia, kurang gembira, mudah mengalami stress, mudah cemas, atau khawatir. Selain itu, ia pun kurang memiliki percaya diri, kurang mempercayai orang lain, mudah curiga, dan kurang percaya pada kebaikan. Ia merasa kurang disayangi oleh orang lain. Akibatnya, ia tidak akan pernah merasa puas dan cenderung selalu menuntut orang lain untuk member apa yang diinginkan atau diharapkannya.
Dengan singkat kata the sense of trust ( rasa aman ) dikembangkan waktu anak masih bayi, sejak lahir hingga umur 1,5 tahun. Anak membutuhkan rasa aman, kasih saying, dan suasana hangat dan mesra, sehingga dikembangkan rasa percaya pada diri sendiri, percaya pada orang lain, dan percaya  akan masa depannya, serta kebaikan-kebaikan dalam hidup.
Seharusnya seorang ibu harus berada dalam suasana gembira dan tidak setres. Suasana ini dimungkinkan jika hubungan ibu dan ayah diliputi suasana kasih mesra. Gembira, bahagia, dan produktif, sehingga ibu merasa aman.
Ibu perlu memberikan ASI kepada bayinya. Jika terpaksa memberikan susu botol, perlakukanlah seperti bayi minum ASI, yaitu dengan cara memeluknya. Ketika bayi anda rewel, carilah penyebabnya dan atasilah masalahnya. Tangisan bayi tidak selalu berarti bahwa bayi lapar.
Sering-seringlah berbicara kepadanya setiap hari pada setiap kesempatan. Ajarkanlah bayi tersenyum dan tirukan gerakan, mimic dan kegiatannya. Bayi anda akan menirukan kegiatan anda pula. Senandungkan dan ayunlah bayi pada saat menidurkan, sehingga ia tidur dengan nyaman. Perkenalkanlah dengan berbagai macam benda, bunyi-bunyian ( musik, terutama kelasik atau seriosa ) dan warna. Hal ini akan mempercepat perkembangan mental bayi anda.
Gangguan yang dapat timbul pada tahap ini, antara lain : kesulitan makan, mudah terangsang,/marah/tersinggung, meenolak segala sesuatu yang baru, sikap dan tingkah laku seolah-olah ingin melekat kepada ibu, dan menolak lingkungannya. Jika gangguan tidak diatasi dengan baik, pada masa dewasa timbul kelainan jiwa yang dicoraki ketergantungan yang kuat, seperti depresi, adiksi terhadap narkoba atau pengubah suasana hati lain, dan skizofrenia ( gangguan jiwa berat dengan kepribadian terpecah ).

2.        Anak Umur 1,5 S.D 23 Tahun
Pada usia ini anak sedang mengembangka kemampuan berotonomi, yaitu bahwa ia memiliki kesadaran sebagai manusia yang bebas, yang mempunyai kemampuan sendiri, sehingga dapat memilih sendiri, tanpa harus terikaat dengan orang lain.
Sebaiknya anak jangan dipaksa tunduk pada kehendak orang tua. Dengan demikian, ia tidak perlu selalu tergantung pada orang lain, atau membutuhkan persetujuan orang lain, ketika harus mengambil keputusan.
Jangan diberikan kesan bahwa ia tidak mempunyai kemampuan sendiri, tidak dapat memilih sendiri, atau selalu tercampuri urusannya. Jika hal itu terjadi, anak tidak dapat berdiri sendiri, selalu membutuhkan orang lain, membandel, atau tidak peduli dengan orang lain. Denan berkembangnya sense of autonomy, anak akan mempunyai rasa harga diri yang mantap dan sadar, juga akan bersikap menghargai orang lain, tidak ,mudah menghina orang lain, mengejek, memarahi terus-menerus, dan sebagainya

Orang Tua Dapat Melakukan Hal-Hal Berikut:
a.        Beri keleluasa agar anak dapat bergerak bebas dan berlatih melakukan hal-hal yang dapat diperkirakan mampu dikerjakannya, sehingga menumbuhkan rasa kemampuan diri, namun, harus bersikap tegas untuk melindungi dari bahaya, karena dorongan anak berbuat sendiri belum diimbangi oleh kemampuan untuk melaksanakannya secara wajar dan rasional.
b.        Banyaklah berbicara kepada anak dalam kalimat pendek yang mudah dimengerti. Bacakan buku cerita atau dongeng kepada anak setiap hari dan doronglah agar ia mau menceritakan kepada anda apa yang ia lihat atau dengar, ajaklah anak ke taman, took, kebun binatang, lapangan terbang, stasiun, dan tempat lainnya.
c.         Usahakan agar anak membereskan mainannya setelah bermain, membantu kegiatan rumah tangga ringan, dan menanggalkan, pakaiannya sendiri tanpa bantuan, hal ini akan melatih anak bertanggung jawb, suatu hal yang pengting dalam mencegah dalam penyalahgunaan narkoba.
d.        Latihlah anak dalam kebersihan diri, yaitu buang aer besar dan buang kecil pada tempatnya, tetapi jangan terlalu ketat. Latihlah anak untuk makan sendiri memakai sendok dan garfu dan ajaklah ia makan bersama keluarga.
e.         Jangan terlalu banyak memberikan larangan. Namun orang tuapun jangan terbiasa menuruti segala permintaan anak. Bujuklah dan tenangkan anak ketika ia kecewa, dengan cara memeluknya dan mengajaknya bicara.
f.         Usahakan anak agar mau bermain dengan anak lain. Dengan demikian, ia akan belajar bagaimana mengikuti aturan permainan. Namun, jangan lupa bahwa dalam mementingkan diri sendiri, dan memperlakukan orang lain sebagai objek atau benda harus sesuai dengan kemauannya sendiri.
Gangguan yang timul pada saat ini adalah kesuliran makan, terutama jika ibu memaksa makan, suka mengadat ( ngambek ), tingkah laku kejam ( Sadistik ), tingkah laku menentang dan keras kepala, gangguan dalam berhubungan dengan orang lain yang diwarnai sikap menyerang ( agresi ).

3.        Anak Umur 3 s.d 6 Tahun
Pengembangan kemampuan inisiatif atau sense of initiative terjadi pada anak umur 3 s.d 6 tahun. Jika anak telah menydari harga dirinya, menyadari bahwa ia mempunyai kemampuan sendiri, dan merasa mampu menentukan pilihannya sendiri, ia mencoba sampai dimana kemampuannya, meniru orang lain, bereksperimen dengan daya fantasinya dengan mempergunakan berbagai jenis media, seperti kata-kata, menggambar, main dengan pasir atau tanah liat, dan melipat-lipat kertas.
Anak usia 3 s.d 6 tahun selalu ingin tahu, banyak bertanya dan meniru kegiatan orang-orang lain di sekitarnya. Anak mulai melibatkan diri dalam kegiatan bersama dan menunjukan inisiatif untuk mengerjakan sesuatu, tanpa mementingkan hasilnya. Namun, anak mudah bosan dan berpindah-pindah kegiatan.. ia meninggalkan tugas yang diberikan kepadanya untuk melakukan yang lain, hal itu dapat menimbulkan krisis baru, karena bertentangan dengan lingkungan yang semakin menuntut, sehingga anak kecewa. Mengkritik anak tentang perbuatannya, serta mengekangnya dalam usahanya mencoba-coba, akan mengganggu dalam kreatif anak dan membuat anak berkreasi kurang cerdas serta mengurangi rasa percaya dirinya.
Jika sebelumnya tokoh ibu bermakna bagi anak, sekarang tikoh ayah menjadi penting baginya. Disini terbentuk segitiga hubungan kasih sayang ayah-ibu-anak,anak laki-laki lebih merasa lebih dekat kepada ibunya, dan anak perempuan kepada ayahnya, melalui peristiwa ini anak dapat mengalami perasaan sayang, benci, iri hati, persaingan, memiliki rasa takut dan cemas.
Untuk membereskan konflik segitiga kasih sayang antara ibu-ayah-anak, ayah harus lebih akrab kepada anak laki-lakinya, dan ibu harus lebih hangat dan mesra, ibu harus dekat dengan anak perempuannya, ibu tidak boleh dominan dalam rumah. Ayah harus menampilkan sosok pemimpin keluarga dengan pedoman hidup yang jelas, nilai-nilai yang jelas, serta dapat bersikap tegas, tetapi adildan menghargai hak-hak anak. Bersikap ramah ( bukan pemarah ) dan akrab, sehingga dapat menjadi panutan bagi anak-anaknya.
Ayah dan ibu perlu bekerja sama dan harus merupakan suatu kesatuan. Orang tua tidak boleh dimanifullasi oleh anak. Yah dan ibu perlu memberikan kasih sayang yang sama. Baik kepada anak perempuan maupun anak laki-laki. Jika hubungan segitiga ini dapat dilalui dengan baik, maka anak laki-laki akan beridentitas dengan ayah sebagi tohoh pria dewasa, dan anak perempuan denan ibu sebagai wanita dewasa. Dengan terselesaikannya hubungan segitiga tersebut, maka anak perempuan akan beridentifikasi, dan anak laki-laki dengan ayahnya ( identitas seksual dan identitas diri ).
Jika ibu terlalu dominan pengaruhnya, sedangkan ayah kurah tegas atau ayahnya tidak ada ( absen ) baik secara fisik maupun kejiwaan, maka akan terjadi proses identifikasi ( proses meniru ) yang salah. Anak laki-laki akan beridentifikasi dengan ibunya, sehingga lebih mengembangkan sifat-sifat perempuan. Ia lebih senang bermain boneka atau masak-masakan, sehingga berpengaruh kelak terhadap jati dirinya yang secara biologis laki-laki, tetapi secara psikologis perempuan. Atau kelak ia akan menjadi calon istri yang mirip ibunya yang dapat mengasuhnya. Atau kelak ia menjadi laki-laki yang memiliki kekuatan ‘’ ego ‘’ lemah, sehingga mudah dikendalikan oleh factor-faktor- luar, dan selalu terombang-ambing oleh berbagai situasi pilihan, tanpa dapat mengambil keputusan yang baik dan benar bagi dirinya, bahkan terhadap tawaran narkoba.
Sebaliknya, jika ibu bersikap dingin, cerewet, dan kurang dekat dengan anak perempuannya, maka anak cenderung beridentifikasi dengan ayahnya, dan lebih mengembangkan sifat kelaki-lakiannya ( tomboy ), sehingga lebih senang memanjat pohon, ,main layangan, atau mobil-mobilan. Kelak ia akan menjadi wanita yang cenderung dingin, keras, ambisius, sulit mendapat pasangan, atau berganti-ganti pasangan, sebab tidak pernah mendapat kepuasan, atau ia mencari pasangan yang dapat menjadi pengganti ayahnya.
Anak pada usia ini mulai menyadari bahwa ada perbedaan antara alat kelamin laki-laki dan perempuan. Oleh karena itu, jawab lah pertanyaan anak dengan benar. Jangan membohongi atau menunda jawaban. Jawab secara sederhana sesuai alam piker anak. Jangan membuat jawaban yang tidak masuk akal atau aneh. Misalnya, jika anak menanyakan bagaimana cara adik keluar dari perut ibu, jangan katakan ‘’ dibelah dari perut ibu ‘’, sebab hal itu akan menimbulkan rasa cemas, tetapi katakanlah bahwa adik keluar melalui jalan lahir.
Anak laki-laki yang mempermainkan alat kelaminnya tidak boleh dimarahi, tetapi katakana dengan tegas, bahwa ia tidak boleh memainkan alat kelaminnya. Alihkan perhatiannya kepada kegiatan lain.
Pengetahuan dan sikap yang dipelajari pada usia dini akan berpengaruh penting terhadap keputusan yang akan diambilnya ketika ia besar. Meskipun anak pada usia ini tidak dapat mempelajari hal-hal yang kompleks tentang narkoba, tetapi mereka dapat belajar cara mengambil keputusan dan memecahkan masalah secara sederhana, yang diperlukan untuk menolak tawaran narkoba kelak. Ingat bahwa anak pada usia ini tidak dapat mendengar terlalu lama. Anak tertarik dengan hal-hal yang berhubungan dengan diri sendiri.
Beberapa contoh kegiatan yang dapat dilakukan orang tua adalah :
a.        Mengisi waktu bersama anak, dimana orang tua memberikan perhatian penuh kepada anak. Bemain bersama, membaca buku atau berjalan-jalan dan lain-lain, dapat menbangun ikatan percaya dan kasih saying yang akan mengurangi pengaruh klompok sebaya pada masa remajanya.
b.        Tidak menakut-nakuti anak, pada anak laki-laki akan berakibat cemas, karena pada tahap ini ia sangat takut akan kehilangan alat kelaminnya ( kastrasi ), sedangkan pada anak perempuan timbul rasa iri hati.
c.         Beri kesempatan anak untuk menyalurkan inisiatif nya, sehingga ia beroleh kesempatan untuk berbuat kesalahan dan belajar dari kesalahan tesebut. Hargai anak dan dengarkan pendapat atau usulnya. Orang tua tidak boleh menuntut anak melebihi batas kemampuannya.
d.        Beri anak kesempatan bersosialisasi dengan orang-orang lain, seperti tetangga, teman, dan sodara tanpa ditemani.
e.         Sering seringlah membaca buku cerita, kemudian diskusikan cerita itu dengan anak. Ajukan beberapa pertanyaan kepadanya.
f.         Luangkan waktu setiap hari berdialog ( komunikasi ) dengan anak. Tunjukan bahwa Anda mengerti apa yang dikatakannya. Jangan menggurui, menyalahkan, ,mengkritik, atau menyepelekannya.
g.        Jelaskan bagaimana obat-obat dapat berbahaya, jika tidak digunakan dengan benar. Ajarkan kepada anak bahwa ia tidak boleh minum obat dengan sembarangan, kecuali jika orang tua atau orang-orang tertentu yang merawatnya memberikan obat itu kepadanya.
h.        Jelaskan bahwa anak boleh memasukkan benda-benda yang baik dan berguna kedalam tubuhnya. Jelaskan bahwa makanan yang baik akan membuatnya sehat.hal ini kelak menjadi pedoman bahwa ia akan menghinfarkan benda-benda yang berbahaya seperti narkoba kedalam tubuhnya.
i.          Pada kesempatan bermain bersama. Ajarkan cara mengatasi frustrasi dan menyelesainkan persoalan sederhana. Mengubah situasi yang buruk menjadi suatu keberhasilan akan membangun rasa percaya dirinya. Hal ini akan membantunya berkata ‘ tidak ‘ kelak kepada tekanan kelompok. Anak bukan harus di marahi karna berbuat kesalahan, tetapi dari kesalahan itu tarikalah pelajaran yang berguna baginya.
j.          Ajarkan kepada anak keterampilan mengambil keputusan. Contoh, biarkan anak memilih satu di antara 2-3 pakaian yang akan di kenakan. Hargailah keputusannya.
k.        Ajarkan anak membedakan yang salah dan yang benar, sertakan tata tertib dan sopan santun yang berlaku di masyarakat setempat.

B.       Bagaiman Mendidik Anak Pria Reamaja ?
1.        Anak Umur 6 S.D 9 Tahun
Jika pada usia 3 s.d 9 tahun anak dapat menyelesaikan segitiga hubungan kasih sayang antara ayah-ibu-anak, ia akan tenang dan tidak akan bergejolak lagi. Anak siap meninggalkan rumah/orang tua dalam waktu terbatas untuk belajar di sekolah. Dorongan utama pada anak usia ini adalah menyelesaikan tugas yang dihadapi dan kemampuannya untuk menghasilkan sesuatu. Anak menyadari kekurangannya, tetapi ia akan terus berusaha menyelesaikan berbagai hal.
Orang tua perlu member kesempatan kepada anak untuk menyelesaikan tugas dengan baik. Jika sedang belajar atau bermain, tunggu samapai ia menyelesaikan kegiatannya sebelum Anda memberikan tugas lain kepadanya.
Anak pada usia ini masih belajar melalui pengalaman. Ia tidak mamilki pemahaman akan hal-hal yang akan terjadi kelak. Oleh karena itu, anak memerlukan peraturan-peraturan yang dapat membingbing prilakunya dan informasi agar dapat mengambil keputusn dengan baik dan benar.
Bersam anak kita dapat membahas maslah mengenai beberap jenis narkoba dan pengaruhnya terhadap tubuh agar dikaitkan dengan kejadian ini sekeliling. Informasi harus praktis, sederhana, dan nyata, sebab anak belum memiliki kemampuan abstrasi, contoh :
1)        Apakah narkoba itu ? mengapa pemakaian nya melanggar hukum ? apa saja wujud narkoba dan bahaya yang dapat di timbulkan ?
2)        Apakah minuman beralkohol dan nikotin itu ? bagaimana keduanya merusak tubuh ?
3)        Apakah perbedaan antara racun, obat-obatan, dan narkoba ?
4)        Bagaimana obat-obatan menolong jika di gunakan dengan tepat dan berbahaya jika di salah gunakan ?
5)        Mengapa tidak boleh memasukkan zat yang tisak di kenal kedalam tubuh ?
6)        Apakah peraturan di sekolah dan dirumah tentang minuman beralkohol dan rokok ?
7)        Mengpa minum-minuman beralkohol dan merokok dilarang bagi anak-anak ?
8)        Apa yang harus di lakukan agar dapat memiliki pola hidup sehat ?

Beberapa kegiatan yang dapat di lakukan orang tua dengan anak sebagai berikut :
a.        Beri kesempatan anak menyelesaikan tugas dan kemapuannya melakukan sesuatu. Hargai usaha nya dan keberhasilan nya. Jika gagal, jangn di salahkan, di cila, atau di marahi.
b.        Jelaskan penting nya peraturan, dengan contoh peraturan lalu lintas.
c.         Berusahalah menepati janji kepada anak. Jangan membohongi atau mengabaikan janji yang telah di sepakati. Tunjukan penting nya kesetiaan.
d.        Jelaskan penting nya kesehatan. Jelaskan bahwa memakai narkoba, meroko, dan minum-minuman beralkohol berbahaya bagi tubuh.
e.         Bahas pengaruh iklan untuk membujuk orang lain membeli produknya, dengan mengungakan berbagai cara. Hal ini akan membantu anak kelak menanggapi secara arif iklan mengenai rokok dan minuman beralkohol.
f.         Bahas beberapa penyakit yang sering terjadi dalam keluarga  (sakit tergorokan, batuk) yang memerlukan resep dokter. Hal ini akan memberi pemahaman kepada anak mengenai perbedaan antara obat-obatan yang resmi dengan narkoba yang melanggar hukum.
g.        Latihlah anak berkata ‘’ tidak ‘’ pada berbagai situasi dan keadaan. Gunakan cara bermain dan berperan.
Manfaat Peraturan
1.        Buatlah peraturan yang tegas bersama anak dan diterapkan pada keluarga, termasuk sanksi-sanksinya.
2.        Peraturan memberi batasan sehingga kebebasan dapat diatur. Contoh : peraturan lalu lintas dibuat agar orang dapat mengetahui jalan yang aman dilalui.
3.        Peraturan membantu seseorang menentukan sikap dan mengerti akibatnya jika dilanggar. Contoh: pulang kerumah sebelum pukul 8 malam, jika tidak, ia tidak boleh pergi setelah sore hari.
4.        Peraturan menentukan batas-batas suatu hubungan. Contoh: anak harus menghormati orang tua dan tidak boleh bersikap kasar.
Gangguan dalam tahap ini menghambat tercapainya rasa mantap atau kepuasan bekerja untuk menghasilkan sesuatu. Akibatnya, anak kurang percaya diri, mersa tidak mampuh, dan persaan rendah diri. Anak dapat mengalami gnaguan dalam prestasinya di sekolah, takut menghadapi kompotisi, sulit berteman, takut dan pasif di luar rumah, tetapi merajalela dirumah, serta munculnya gngguan dalam sikap terhadap pekerjaan dan tenggung jawab. Hal ini dapat menyebabkan akan mudah mengikuti ajakan teman sebaya.
2.      Anak Umur 10 s.d 12 Tahun
Pada usia ini anak suka bersaing, sebab ia tidak lagi terpusat pada dirinya ( egosentrik ). Oleh karena itu, anak menginginkan hubungan dan kerjasama dengan orang lain. Ia membutuhkan teman sebaya untuk mengukur kemampuan dan merasakan kegunaan dirinya. Ia belajar mengenal perbadaan dan permasaan dengan teman-teman sebayanya. Anak cenderung memilih teman sebaya menurut jenis kelamin yang sama. Ia mulai merasakan hubungan social dalam kelompok, dengan saling member dan menerima. Mereka menumpuk kesetiakawanan.
Anak pada usia ini senang mempelajari fakta dan cara kerja segala sesuatu. Akan tetapi, tidak jarang pula anak menerima tawaran memakai narkoba, termasuk rokok. Semakin dini usia anak memakai narkoba, semakin sulit penanggulangannya,sebab ia akan menjadi pecandu berat. Meningkatkan pencegahan pada usia ini menurunkan risiko penyalahgunaan narkoba.
Berikan informasi baru kepadanya yang memadai mengenai hal-hal sebagai berikut :
1.        Cara mengenal berbagai jenis narkoba ( ganja, obat penenang, obat tidur, stimulansia, inhalansia, dan heroin ) dalam berbagai ragam atau wujud.
2.        Akibat jangka pendek dan jangka panjang pemakaian narkoba.
3.        Pengaruh narkoba pada berbagai organ tubuh dan alasan mengapa narkoba berbahaya bagi pertumbuhan anak.
4.        Konsekuensi pemakaian narkoba, termasuk merokok dan minuman beralkohol pada keluarga, kehidupan sekolah, dan pemakai/penggunanya
Beberapa kegiatan yang dapat di lakukan orang tua denagn anak.
a.        Ciptakan suasana dimana Anda dapat berbicara dengan leluasa, misalnya sambil berjalan, minum es krim, atau sehabis nonoton bola. Hal ini akan membangun hubungan Anda dengan anak dan mencegah pengaruh negative dari kelompok sebaya.
b.        Dukung anak berpartisipasi dalm berbagai kegiatan seperti olahraga, kesenian, keaagamaan, dan belajar bersama sehingga anak memilik teman-teman baru. Dorong anak bersama teman-temannya menciptkan gaya hidup tanpa narkoba.
c.         Ajarkan kepada anak bahwa menghisap rokok dan minum-minuman beralkohol diiklankan hebat, jantan, bebas, atau beranipadahal belum tentu benar.
d.        Lanjutkan melatihnya berkata ‘’ tidak ‘’, terutama jika menerima tawaran rokok atau minuman beralkohol. Cara bermain peran akan berguna baginya.
e.         Dorong anak ikut perkumpulan antinarkoba, jika ada di lingkungan Anda.
f.         Bergabunglah dengan orang tua teman-teman anak Anda, sehingga saling mendukung dalam kegiatan antinarkoba di sekolah dan dilingkungan Anda untuk menciptakan berbagai kegiatan yang terawasi.
g.        Begabunglah dengan orang tua teman-teman anak anda, sehingga saling mendukung dalam kegiatan anti narkoba disekolah dan dilingkungan anda untuk menciptakan berbagai kegiatan yang terawasi.
h.        Jangan biarkan anak berkeliaran bebas tanpa arah, karena banyaknya waktu luang tanpa kegiatan. Hal ini merupakan situasi rawan terhadap pemakaian narkoba.
i.          Binalah kerjasama dengan guru, agar terdapat kesamaan antara disiplin dan peraturan di rumah dan di sekolah. Peran guru dan sekolah amat penting perkembangan anak.
j.          Pertebal iman dan taqwa kepada tuhan. Seperti : untuk muslim shalat bersama, pengajian, bagi beragama Kristen : ke greja bersama keluarga, mengikuti kegiatan reteeat dsb.

C.      Bagaimana Mendidik Anak Usia Remaja?
1.        Remaja Umur 13 s.d 15 Tahun
Pada usia ini anak memasuki masa remaja, yaitu tahap perkembangan antara anak dan dewasa. ‘’ terjadi perubahan yang pesat secara fisik, baik mental-emosional maupun sosial. Akan tetapi, perubahan yang pesat secara fisik tidak di ikuti dengan kecepatan perkembangan mental-eksional dan sosialisi. Prilakunya sangat labil atau mudah berubah-ubah. Kadang-kadang ia tampak bertanggung jawab, kadang-kadang tampak masa bodoh.
Ciri-ciri remaja bersifat ingin tahu, mencoba, dan bereksperimen. Remaja cendrung tidak tidak menyetujui nilai-nilai orang tua. Mereka berusaha mencari identitas dirinya dengan menjauhkan diri dari orang tua. Oleh karena itu, remaja sering mengagumi tokoh lain di luar orang tua sebagai idolanya.
Remaja sangat memperhatikan penampilan. Ia senang berdandan dan berkaja berjam-jam. Rasa kesetia kawanan dengan kelompok sebayanya tumbuh kuat. Sering kita melihat budaya remaja, yaitu kesamaan dalam bepakaian, cara berbicara dengan bahasa remaja hobi yang sama, serta sikap dan prilaku yang sama. Remaja tidak mau berbeda dengan kelompok sebaya. Kadang-kadang remaja berperilaku tertentu agar di terima pada kelompok sebayanya.
Remaja sangat peka terhadap stress, prustrasi, dan konflik, bukan saja yang berhubungan dengan dirinya, tetapi juga dengan lingkungan pergaulannya. Oleh karna itu, cara mengambil keputusan dan menyelesaikan persoalan yang di latih orang tua pada usia lebih muda pada anak, sangat berguna baginya.
Remaja mulai belajar abstraksi dan hal-hal akan datang. Remaja mengerti bahwa ada resiko dari tindakan mereka dan bahwa prilaku mereka mempengaruhi orang lain. Keteladanan orang tua sangat penting.
orang tua harus mengenal anak nya yang beranjak remaja, bukan sekedar bertemu muka, atau bercakap-cakap sebentar karena tinggal dalam satu rumah tetapi harus terus memberi perhatian dan kasih sayang, yaitu dengan cara mengamati, bermain bersama, bercakap-cakap dan mendampingi serta membingbing anak secara konsisten.
Orang tua harus menjadi pemimppin yang baik, yaitu pemimpin yang berda di depan, yang member contoh dalam sikap dan perilakunya. Orang tua pun harus menjadi  pemimpin yang berda di belakang, yang mendukung, membingbing, dan meluruskan jalan yang salah atau keliru.
Mejelaskan kepada anak usia 13 tahun mengenai bahaya penyakit kanker paru atau penyakit jantung dalam waktu 30-40 tahun jika terus merokok, tidak bermanfaat. Pesan-pesan yang di sampaikan harus lah konkret mengenai hal ini. Contoh: menjelaskan pengaruh rokok terhadap bau mulut, gigi yang berwarna cokelat, dan muka keriput.
Tegaskan kembali peraturan mengenai larangan memakai narkoba. Buatlah anak memahami bahwa narkoba merupakan tindakan melanggar hukum, dan bahwa melanggar hukumbukan prilaku yang baik.
Pada umur 15 tahun, remaja harus mengetahui tengtang hal-hal sebagai berikut.
1)        Sifat-sifat dari setiap jenis narkoba.
2)        Pengaruh narkoba pada system peredaran darah, pernafasan, saraf dan peroduksi.
3)        Pola pemakaian narkoba (coba-coba) social, instrumental, kebiasaan, ketergantungan)
4)        Pengaruh narkoba terhadap kegiatan sehari-hari yang memerli=ukan koordinasi tubuh (mengndarai mobil, menjalankan mesin, dan kegiatan olahraga).
5)        Peraturan perundan-undangan mengenai penggunaan / perdaran narkoba.
Beberapa kegitan yang dapat dilakukan orang tua antara lain sebagai berikut :
a.         Berkenalan dengan teman-teman anak dan orang tuanya
 undang teman-teman anak agar berbagi bersama atau berekreasi bersam. Sampaikan harapan-harapan Anda menegenai perilaku, dan bekerja samalah membuat peraturan mengenai berbagai hal: pergi ke pesta, pulang malam, tidur dirumah teman, pergi dengan seizing orang tua, dan sebagainya.
b.        Amati kepergian anak
 jika anak menonton bioskop Anda perlu mengetahui filmnya, dan dimana bioskopnya, dengan siapa anak pergi, jika setelah itu anak pergi ketempat lain, ia harus minta ijin orang tua.
c.         Lanjutkan melatih berkata tidak dengan anak
Ajarkan berbagai situasi yang mungkin terjadi, misalnya, pergi ketempat dimana tidak ada orang tua, atau tampat dimana tersedia minuman beralkohol atau narkoba, dan sebagainya.
d.        Perhatikan kecemasan remaja tentang hal-hal tertentu seperti seksualitas dan menjadi orang berbeda dengan teman-temannya. Sediakan waktu untuk bercakap-cakap mengenai persaan-perasaan anak tentang hal itu.
e.         Tinjau kembali peraturan-peraturan dirumah dan tanggung jawab anak secara berkala bersama anak, misalnya waktu menonton televise atau menonton bersam.
f.          Ajarkan kepada anak mengenai teman sejati yang tidak akan mendorong nya melakukan hal-hal yang salah atau berbahaya.
g.         Libatkan anak dalam kegitan sosial, atau adakan kunjungan sosial.  











PENCEGAHAN
PENYALAHGUNAAN
DAN PEREDARAN GELAP
NARKOBA









TINGKATKAN PRESTASI
RAIH KEMENANGAN
TANPA NARKOBA


Anda yang menetukan
Masa depan . . . .


Raih cita-cita
Tanpa narkoba

ATAU …
Masa depan
Suram dengan
Narkoba



STOP
NARKOBA!!


2.      Remaja umur 16 s.d 18 tahun
Remaja adalah periode saat ia berjuang untuk mencari identitas dirinya, yang akan menetukan peranannya di dalam masyarakat, yaitu identitasnya di bidang seksual dan pekerjaan, sebab mereka akan menjadi dewasa, baik sebagai pria dewasa maupun wanita dewasa. Mereka pun perlu mengembangkan berbagai keteramoilan yang berguna bagi masa depan atau kariernya.
Remaja perlu menyelesaikan tugas pengembangan remaja yang tidak mudah dan tidak sering menimbulkan kesulitan. Mereka juga dihadapkan pada situasi yang ada di masyarakat dan keadaan sekitarnya yang mudah menimbulkan stress akibat perubahan sosial ekonomi dan iklim politik serta bergeseran dalam system nilai.
Tugas-tugas pengembangan remaja yang perlu di selesaikan selama periode tersebut, meliputi hal-hal berikut ini :
i.              Mengembangkan hubungan baru secara dewasa dan memuaskan dengan teman sebayanya, baik dari sesama jenis maupun lawan jenisnya;
ii.              Mengembangkan identitas peranan seksnya sebagai pria atau wanita;
iii.              Menerima keadaan dirinya secara menyeluruh, baik fisik maupun kejiwaan, serta dapat menggunakannya secara efektif;
iv.              Membebaskan dirinya dari ketergantungan emosional, mengembangkan hubungan baru secara dewas dan memuaskan dengan kawan orang tua dengan tetap menjaga hubungan yang akrab dan menghormati;
v.              Memilih dan menyiapkan perkawinan dan kehidupan keluarga;
vi.              Mengembangkan kemampuan intelektual
vii.              Mengmbangkan system nilai, etika, dan kerohaniannya sebagai pedoman hidup.

Jika ramaja dapat menyelesaikan tuntutan perkembangan pada usia sebelumnya, ia tidak akan mengalami banyak kesulitan dengan tuntutan perkembangan masa remaja. Namun, jika tuntutan perkembangan sebelumnya tidak di selesaikan dengan baik, remaja akan mengalami setres dan menghadapi banyak konflik. Oleh karena tidak terlatih menyelesaikan masalah secara baik, ia akan mencari penyesaian secara mudah dan cepat.
Jika tugas-tugas pengembangan tidak diselesaikan, akan timbul rasa tidak bahagia pada remaja, perilakunya tidak sesuai dengan norma yang ada didalam masyarakat, dan ia akan mengalami kesulitan dengan tugas-tugasnya yang akan datang, yaitu periode dewasa. Oleh karena itu, bantuan dan bimbingan dari pendidik ( orang tua, guru, konseler, psikolog, rohaniawan ) sangat diperlukan.
Remaja usia sekolah menengah atas berorientasi kepada masa depan dan dapat dilibatkan dalam diskusi mengenai hal-hal abstrak. Keterampilannya untuk bersikap realistik juga meningkat. Ia menjadi tertarik pada hal-hal yang berhubungan dengan kesejahteraan orang lain. Menjadi bagian dari kelompok telah mendorongnya untuk berubah
Pada akhir usia sekolah menengah atas, remaja perlu memahami hal-hal berikut :
1)        Pengaruh jangka pendek dan jangka panjang pemakaian setiap jenis narkoba ;
2)        Bahaya pemakaian campuran berbagai jenis narkoba;
3)        Hubungan pemakaian narkoba dengan berbagai penyakit dan kecacatan;
4)        Pengaruh narkoba terhadap bayi dalam kandungan dan system reproduksi;
5)        Hubungan pemakaian narkoba dengan HIV / AIDS;
6)        Meningkatkan kecelakaan karena mengendarai motor / mobil dan menjalankan mesin dalam keadaan pengaruh narkoba;
7)        Dampak penyalahgunaan narkoba terhadap masyarakat, bangsa, dan Negara.
Kegiatan yang disarankan bagi orang tua untuk mencegah penyalahgunaan narkoba meliputi hal-hal sebagai berikut :
a.         Jelaskan pengaruh jangka panjang pemakaian narkoba yang dapat menyebabkan penurunan prestasi sekolah , gagal melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi, terancam dikeluarkan dari pekerjaan, gagal mengikuti testing masuk keakademi militer, penerbangan atau kepolisian, dan sebagainya.
b.        Tekanan pentingnya keteladanan remaja bagi adik-adiknya.
c.         Libatkan remaja dalam berbagai kegiatan keluarga ( makan bersama, menonton televisi bersama, membesihkan rumah, liburan, dan lain-lain )
d.        Tetapkan cara untuk membatasi waktu remaja diluar rumah tanpa pengawasan. Waktu antara pukul 3-6 sore sangat rawan terhadap pemakaian narkoba secara eksperimental ( coba-coba )
e.         Dorong anak agar mengikuti program pencegahan disekolah atau lingkungannya jika ada.
f.         Makin sibuk anak, makin sedikit kemungkinannya terlibat dalam penyalahgunaan narkoba. Oleh karena itu, anak didorong untuk mengikuti berbagai jenis organisasi, seperti olahraga, kesenian, dan keagamaan dan kegiatan alternative lainnya
g.        Rencanakan kegiatan bebas narkoba bagi keluarga selama liburan sekolah, yang sering merupakan masa rawan bagi remaja.
h.        Carilah informasi mengenai kecendrungan pemakai narkoba yang baru dan popular. Pelajari pengaruh dan bahayanya.
i.          Dukunglah upaya pencegahan dan penanggulangan penyalah gunaan narkoba dilingkungan Anda ( rt / rw /kelurahan )termasuk berbagai kegiatan pengisi waktu luang bagi remaja.



PENUTUP

Demikian pembahasan tentang pendidikan menurut usia anak telah dipaparkan pada bab ini yang sebagian besar materinya diambil dari bab 6 buku ‘’ pendidikan pencegahan penyalahgunaan narkoba dalam keluarga ‘’ yang diterbitkan oleh balai pustaka, Jakarta. Semoga membekali para orang tua untuk mendukung pencegahan penyalahgunaan narkoba.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar