PENDAHULUAN
Pencegahan
penyalahgunaan narkoba dapat dilakukan oleh orang tua sejak dini melalui
pesan-pesan edektif dan tingkat pengetahuan orang tua yang cukup tentang
narkoba. Pesan-pesan dapat menjadi lebih efektif, jika disesuai dengan tahap
perkembangan anak dan kesiapan mereka mempelajaran informasi baru pada berbagai
kelompok usia.
Usia
balita dalah usia yang sangat menemukan dalam perkemabangan selanjutnya. Oleh
karena itu, perhatian khusus perlu diberikan kepada anak usia balita, terutama
tentang pemberian kasih saying, perhatian, dan bimbingan kepada anak.
Selanjutnya, pendidikan pencegahan dilakukan sesuai dengan kebutuhan
perkembangan anak, minat, daya tangkap, dan potensinya.
A.
Bagaimana
mendidik anak usia dini ?
Dalam sebuah
literature badan narkotika nasional yang berjudul pencegahan penyalahgunaan
narkoba sejak dini disebut tahap-tahap perkembangan usia anak dan berinteraksi
dengan mereka.
Berikut
ini adalah tahapan-tahapan pendidikan sesuai usia anak :
1.
Bayi
Umur 0 s.d 1,5 Tahun
Anak yang kurang
mersa aman, cenderung kurang merasa bahagia, kurang gembira, mudah mengalami
stress, mudah cemas, atau khawatir. Selain itu, ia pun kurang memiliki percaya
diri, kurang mempercayai orang lain, mudah curiga, dan kurang percaya pada
kebaikan. Ia merasa kurang disayangi oleh orang lain. Akibatnya, ia tidak akan
pernah merasa puas dan cenderung selalu menuntut orang lain untuk member apa
yang diinginkan atau diharapkannya.
Dengan singkat
kata the sense of trust ( rasa aman ) dikembangkan waktu anak masih bayi, sejak
lahir hingga umur 1,5 tahun. Anak membutuhkan rasa aman, kasih saying, dan
suasana hangat dan mesra, sehingga dikembangkan rasa percaya pada diri sendiri,
percaya pada orang lain, dan percaya
akan masa depannya, serta kebaikan-kebaikan dalam hidup.
Seharusnya
seorang ibu harus berada dalam suasana gembira dan tidak setres. Suasana ini
dimungkinkan jika hubungan ibu dan ayah diliputi suasana kasih mesra. Gembira,
bahagia, dan produktif, sehingga ibu merasa aman.
Ibu perlu
memberikan ASI kepada bayinya. Jika terpaksa memberikan susu botol,
perlakukanlah seperti bayi minum ASI, yaitu dengan cara memeluknya. Ketika bayi
anda rewel, carilah penyebabnya dan atasilah masalahnya. Tangisan bayi tidak
selalu berarti bahwa bayi lapar.
Sering-seringlah
berbicara kepadanya setiap hari pada setiap kesempatan. Ajarkanlah bayi
tersenyum dan tirukan gerakan, mimic dan kegiatannya. Bayi anda akan menirukan
kegiatan anda pula. Senandungkan dan ayunlah bayi pada saat menidurkan,
sehingga ia tidur dengan nyaman. Perkenalkanlah dengan berbagai macam benda,
bunyi-bunyian ( musik, terutama kelasik atau seriosa ) dan warna. Hal ini akan
mempercepat perkembangan mental bayi anda.
Gangguan yang
dapat timbul pada tahap ini, antara lain : kesulitan makan, mudah
terangsang,/marah/tersinggung, meenolak segala sesuatu yang baru, sikap dan
tingkah laku seolah-olah ingin melekat kepada ibu, dan menolak lingkungannya.
Jika gangguan tidak diatasi dengan baik, pada masa dewasa timbul kelainan jiwa
yang dicoraki ketergantungan yang kuat, seperti depresi, adiksi terhadap
narkoba atau pengubah suasana hati lain, dan skizofrenia ( gangguan jiwa berat
dengan kepribadian terpecah ).
2.
Anak
Umur 1,5 S.D 23 Tahun
Pada usia ini
anak sedang mengembangka kemampuan berotonomi, yaitu bahwa ia memiliki
kesadaran sebagai manusia yang bebas, yang mempunyai kemampuan sendiri,
sehingga dapat memilih sendiri, tanpa harus terikaat dengan orang lain.
Sebaiknya anak
jangan dipaksa tunduk pada kehendak orang tua. Dengan demikian, ia tidak perlu
selalu tergantung pada orang lain, atau membutuhkan persetujuan orang lain,
ketika harus mengambil keputusan.
Jangan diberikan
kesan bahwa ia tidak mempunyai kemampuan sendiri, tidak dapat memilih sendiri,
atau selalu tercampuri urusannya. Jika hal itu terjadi, anak tidak dapat
berdiri sendiri, selalu membutuhkan orang lain, membandel, atau tidak peduli
dengan orang lain. Denan berkembangnya sense of autonomy, anak akan mempunyai
rasa harga diri yang mantap dan sadar, juga akan bersikap menghargai orang
lain, tidak ,mudah menghina orang lain, mengejek, memarahi terus-menerus, dan
sebagainya
Orang Tua Dapat Melakukan Hal-Hal
Berikut:
a.
Beri keleluasa agar anak dapat
bergerak bebas dan berlatih melakukan hal-hal yang dapat diperkirakan mampu
dikerjakannya, sehingga menumbuhkan rasa kemampuan diri, namun, harus bersikap
tegas untuk melindungi dari bahaya, karena dorongan anak berbuat sendiri belum
diimbangi oleh kemampuan untuk melaksanakannya secara wajar dan rasional.
b.
Banyaklah berbicara kepada anak
dalam kalimat pendek yang mudah dimengerti. Bacakan buku cerita atau dongeng
kepada anak setiap hari dan doronglah agar ia mau menceritakan kepada anda apa
yang ia lihat atau dengar, ajaklah anak ke taman, took, kebun binatang,
lapangan terbang, stasiun, dan tempat lainnya.
c.
Usahakan agar anak membereskan
mainannya setelah bermain, membantu kegiatan rumah tangga ringan, dan
menanggalkan, pakaiannya sendiri tanpa bantuan, hal ini akan melatih anak
bertanggung jawb, suatu hal yang pengting dalam mencegah dalam penyalahgunaan
narkoba.
d.
Latihlah anak dalam kebersihan
diri, yaitu buang aer besar dan buang kecil pada tempatnya, tetapi jangan
terlalu ketat. Latihlah anak untuk makan sendiri memakai sendok dan garfu dan ajaklah
ia makan bersama keluarga.
e.
Jangan terlalu banyak memberikan
larangan. Namun orang tuapun jangan terbiasa menuruti segala permintaan anak.
Bujuklah dan tenangkan anak ketika ia kecewa, dengan cara memeluknya dan
mengajaknya bicara.
f.
Usahakan anak agar mau bermain
dengan anak lain. Dengan demikian, ia akan belajar bagaimana mengikuti aturan
permainan. Namun, jangan lupa bahwa dalam mementingkan diri sendiri, dan
memperlakukan orang lain sebagai objek atau benda harus sesuai dengan
kemauannya sendiri.
Gangguan yang
timul pada saat ini adalah kesuliran makan, terutama jika ibu memaksa makan,
suka mengadat ( ngambek ), tingkah laku kejam ( Sadistik ), tingkah laku menentang dan keras kepala, gangguan dalam
berhubungan dengan orang lain yang diwarnai sikap menyerang ( agresi ).
3.
Anak
Umur 3 s.d 6 Tahun
Pengembangan
kemampuan inisiatif atau sense of initiative terjadi pada anak umur 3 s.d 6
tahun. Jika anak telah menydari harga dirinya, menyadari bahwa ia mempunyai
kemampuan sendiri, dan merasa mampu menentukan pilihannya sendiri, ia mencoba
sampai dimana kemampuannya, meniru orang lain, bereksperimen dengan daya
fantasinya dengan mempergunakan berbagai jenis media, seperti kata-kata,
menggambar, main dengan pasir atau tanah liat, dan melipat-lipat kertas.
Anak usia 3 s.d
6 tahun selalu ingin tahu, banyak bertanya dan meniru kegiatan orang-orang lain
di sekitarnya. Anak mulai melibatkan diri dalam kegiatan bersama dan menunjukan
inisiatif untuk mengerjakan sesuatu, tanpa mementingkan hasilnya. Namun, anak
mudah bosan dan berpindah-pindah kegiatan.. ia meninggalkan tugas yang
diberikan kepadanya untuk melakukan yang lain, hal itu dapat menimbulkan krisis
baru, karena bertentangan dengan lingkungan yang semakin menuntut, sehingga
anak kecewa. Mengkritik anak tentang perbuatannya, serta mengekangnya dalam
usahanya mencoba-coba, akan mengganggu dalam kreatif anak dan membuat anak
berkreasi kurang cerdas serta mengurangi rasa percaya dirinya.
Jika sebelumnya
tokoh ibu bermakna bagi anak, sekarang tikoh ayah menjadi penting baginya.
Disini terbentuk segitiga hubungan kasih sayang ayah-ibu-anak,anak laki-laki
lebih merasa lebih dekat kepada ibunya, dan anak perempuan kepada ayahnya,
melalui peristiwa ini anak dapat mengalami perasaan sayang, benci, iri hati,
persaingan, memiliki rasa takut dan cemas.
Untuk
membereskan konflik segitiga kasih sayang antara ibu-ayah-anak, ayah harus
lebih akrab kepada anak laki-lakinya, dan ibu harus lebih hangat dan mesra, ibu
harus dekat dengan anak perempuannya, ibu tidak boleh dominan dalam rumah. Ayah
harus menampilkan sosok pemimpin keluarga dengan pedoman hidup yang jelas,
nilai-nilai yang jelas, serta dapat bersikap tegas, tetapi adildan menghargai
hak-hak anak. Bersikap ramah ( bukan pemarah ) dan akrab, sehingga dapat
menjadi panutan bagi anak-anaknya.
Ayah dan ibu
perlu bekerja sama dan harus merupakan suatu kesatuan. Orang tua tidak boleh
dimanifullasi oleh anak. Yah dan ibu perlu memberikan kasih sayang yang sama.
Baik kepada anak perempuan maupun anak laki-laki. Jika hubungan segitiga ini
dapat dilalui dengan baik, maka anak laki-laki akan beridentitas dengan ayah
sebagi tohoh pria dewasa, dan anak perempuan denan ibu sebagai wanita dewasa.
Dengan terselesaikannya hubungan segitiga tersebut, maka anak perempuan akan
beridentifikasi, dan anak laki-laki dengan ayahnya ( identitas seksual dan
identitas diri ).
Jika ibu terlalu
dominan pengaruhnya, sedangkan ayah kurah tegas atau ayahnya tidak ada ( absen
) baik secara fisik maupun kejiwaan, maka akan terjadi proses identifikasi (
proses meniru ) yang salah. Anak laki-laki akan beridentifikasi dengan ibunya,
sehingga lebih mengembangkan sifat-sifat perempuan. Ia lebih senang bermain
boneka atau masak-masakan, sehingga berpengaruh kelak terhadap jati dirinya
yang secara biologis laki-laki, tetapi secara psikologis perempuan. Atau kelak
ia akan menjadi calon istri yang mirip ibunya yang dapat mengasuhnya. Atau
kelak ia menjadi laki-laki yang memiliki kekuatan ‘’ ego ‘’ lemah, sehingga mudah
dikendalikan oleh factor-faktor- luar, dan selalu terombang-ambing oleh
berbagai situasi pilihan, tanpa dapat mengambil keputusan yang baik dan benar
bagi dirinya, bahkan terhadap tawaran narkoba.
Sebaliknya, jika
ibu bersikap dingin, cerewet, dan kurang dekat dengan anak perempuannya, maka
anak cenderung beridentifikasi dengan ayahnya, dan lebih mengembangkan sifat
kelaki-lakiannya ( tomboy ), sehingga lebih senang memanjat pohon, ,main
layangan, atau mobil-mobilan. Kelak ia akan menjadi wanita yang cenderung
dingin, keras, ambisius, sulit mendapat pasangan, atau berganti-ganti pasangan,
sebab tidak pernah mendapat kepuasan, atau ia mencari pasangan yang dapat
menjadi pengganti ayahnya.
Anak pada usia
ini mulai menyadari bahwa ada perbedaan antara alat kelamin laki-laki dan
perempuan. Oleh karena itu, jawab lah pertanyaan anak dengan benar. Jangan
membohongi atau menunda jawaban. Jawab secara sederhana sesuai alam piker anak.
Jangan membuat jawaban yang tidak masuk akal atau aneh. Misalnya, jika anak menanyakan
bagaimana cara adik keluar dari perut ibu, jangan katakan ‘’ dibelah dari perut
ibu ‘’, sebab hal itu akan menimbulkan rasa cemas, tetapi katakanlah bahwa adik
keluar melalui jalan lahir.
Anak laki-laki
yang mempermainkan alat kelaminnya tidak boleh dimarahi, tetapi katakana dengan
tegas, bahwa ia tidak boleh memainkan alat kelaminnya. Alihkan perhatiannya
kepada kegiatan lain.
Pengetahuan dan
sikap yang dipelajari pada usia dini akan berpengaruh penting terhadap
keputusan yang akan diambilnya ketika ia besar. Meskipun anak pada usia ini
tidak dapat mempelajari hal-hal yang kompleks tentang narkoba, tetapi mereka
dapat belajar cara mengambil keputusan dan memecahkan masalah secara sederhana,
yang diperlukan untuk menolak tawaran narkoba kelak. Ingat bahwa anak pada usia
ini tidak dapat mendengar terlalu lama. Anak tertarik dengan hal-hal yang
berhubungan dengan diri sendiri.
Beberapa
contoh kegiatan yang dapat dilakukan orang tua adalah :
a.
Mengisi waktu bersama anak, dimana
orang tua memberikan perhatian penuh kepada anak. Bemain bersama, membaca buku
atau berjalan-jalan dan lain-lain, dapat menbangun ikatan percaya dan kasih
saying yang akan mengurangi pengaruh klompok sebaya pada masa remajanya.
b.
Tidak menakut-nakuti anak, pada
anak laki-laki akan berakibat cemas, karena pada tahap ini ia sangat takut akan
kehilangan alat kelaminnya ( kastrasi ), sedangkan pada anak perempuan timbul
rasa iri hati.
c.
Beri kesempatan anak untuk
menyalurkan inisiatif nya, sehingga ia beroleh kesempatan untuk berbuat kesalahan
dan belajar dari kesalahan tesebut. Hargai anak dan dengarkan pendapat atau
usulnya. Orang tua tidak boleh menuntut anak melebihi batas kemampuannya.
d.
Beri anak kesempatan bersosialisasi
dengan orang-orang lain, seperti tetangga, teman, dan sodara tanpa ditemani.
e.
Sering seringlah membaca buku
cerita, kemudian diskusikan cerita itu dengan anak. Ajukan beberapa pertanyaan
kepadanya.
f.
Luangkan waktu setiap hari
berdialog ( komunikasi ) dengan anak. Tunjukan bahwa Anda mengerti apa yang
dikatakannya. Jangan menggurui, menyalahkan, ,mengkritik, atau menyepelekannya.
g.
Jelaskan bagaimana obat-obat dapat
berbahaya, jika tidak digunakan dengan benar. Ajarkan kepada anak bahwa ia
tidak boleh minum obat dengan sembarangan, kecuali jika orang tua atau
orang-orang tertentu yang merawatnya memberikan obat itu kepadanya.
h.
Jelaskan bahwa anak boleh
memasukkan benda-benda yang baik dan berguna kedalam tubuhnya. Jelaskan bahwa
makanan yang baik akan membuatnya sehat.hal ini kelak menjadi pedoman bahwa ia
akan menghinfarkan benda-benda yang berbahaya seperti narkoba kedalam tubuhnya.
i.
Pada kesempatan bermain bersama.
Ajarkan cara mengatasi frustrasi dan menyelesainkan persoalan sederhana.
Mengubah situasi yang buruk menjadi suatu keberhasilan akan membangun rasa
percaya dirinya. Hal ini akan membantunya berkata ‘ tidak ‘ kelak kepada
tekanan kelompok. Anak bukan harus di marahi karna berbuat kesalahan, tetapi
dari kesalahan itu tarikalah pelajaran yang berguna baginya.
j.
Ajarkan kepada anak keterampilan
mengambil keputusan. Contoh, biarkan anak memilih satu di antara 2-3 pakaian
yang akan di kenakan. Hargailah keputusannya.
k.
Ajarkan anak membedakan yang salah
dan yang benar, sertakan tata tertib dan sopan santun yang berlaku di
masyarakat setempat.
B.
Bagaiman
Mendidik Anak Pria Reamaja ?
1.
Anak
Umur 6 S.D 9 Tahun
Jika pada usia 3
s.d 9 tahun anak dapat menyelesaikan segitiga hubungan kasih sayang antara
ayah-ibu-anak, ia akan tenang dan tidak akan bergejolak lagi. Anak siap
meninggalkan rumah/orang tua dalam waktu terbatas untuk belajar di sekolah.
Dorongan utama pada anak usia ini adalah menyelesaikan tugas yang dihadapi dan
kemampuannya untuk menghasilkan sesuatu. Anak menyadari kekurangannya, tetapi
ia akan terus berusaha menyelesaikan berbagai hal.
Orang tua perlu
member kesempatan kepada anak untuk menyelesaikan tugas dengan baik. Jika
sedang belajar atau bermain, tunggu samapai ia menyelesaikan kegiatannya
sebelum Anda memberikan tugas lain kepadanya.
Anak pada usia
ini masih belajar melalui pengalaman. Ia tidak mamilki pemahaman akan hal-hal
yang akan terjadi kelak. Oleh karena itu, anak memerlukan peraturan-peraturan
yang dapat membingbing prilakunya dan informasi agar dapat mengambil keputusn
dengan baik dan benar.
Bersam anak kita
dapat membahas maslah mengenai beberap jenis narkoba dan pengaruhnya terhadap
tubuh agar dikaitkan dengan kejadian ini sekeliling. Informasi harus praktis,
sederhana, dan nyata, sebab anak belum memiliki kemampuan abstrasi, contoh :
1)
Apakah narkoba itu ? mengapa
pemakaian nya melanggar hukum ? apa saja wujud narkoba dan bahaya yang dapat di
timbulkan ?
2)
Apakah minuman beralkohol dan
nikotin itu ? bagaimana keduanya merusak tubuh ?
3)
Apakah perbedaan antara racun,
obat-obatan, dan narkoba ?
4)
Bagaimana obat-obatan menolong jika
di gunakan dengan tepat dan berbahaya jika di salah gunakan ?
5)
Mengapa tidak boleh memasukkan zat
yang tisak di kenal kedalam tubuh ?
6)
Apakah peraturan di sekolah dan
dirumah tentang minuman beralkohol dan rokok ?
7)
Mengpa minum-minuman beralkohol dan
merokok dilarang bagi anak-anak ?
8)
Apa yang harus di lakukan agar
dapat memiliki pola hidup sehat ?
Beberapa kegiatan yang
dapat di lakukan orang tua dengan anak sebagai berikut :
a.
Beri kesempatan
anak menyelesaikan tugas dan kemapuannya melakukan sesuatu. Hargai usaha nya
dan keberhasilan nya. Jika gagal, jangn di salahkan, di cila, atau di marahi.
b.
Jelaskan penting
nya peraturan, dengan contoh peraturan lalu lintas.
c.
Berusahalah
menepati janji kepada anak. Jangan membohongi atau mengabaikan janji yang telah
di sepakati. Tunjukan penting nya kesetiaan.
d.
Jelaskan penting
nya kesehatan. Jelaskan bahwa memakai narkoba, meroko, dan minum-minuman
beralkohol berbahaya bagi tubuh.
e.
Bahas pengaruh
iklan untuk membujuk orang lain membeli produknya, dengan mengungakan berbagai
cara. Hal ini akan membantu anak kelak menanggapi secara arif iklan mengenai
rokok dan minuman beralkohol.
f.
Bahas beberapa
penyakit yang sering terjadi dalam keluarga
(sakit tergorokan, batuk) yang memerlukan resep dokter. Hal ini akan
memberi pemahaman kepada anak mengenai perbedaan antara obat-obatan yang resmi
dengan narkoba yang melanggar hukum.
g.
Latihlah anak
berkata ‘’ tidak ‘’ pada berbagai situasi dan keadaan. Gunakan cara bermain dan
berperan.
Manfaat Peraturan
1.
Buatlah
peraturan yang tegas bersama anak dan diterapkan pada keluarga, termasuk
sanksi-sanksinya.
2.
Peraturan
memberi batasan sehingga kebebasan dapat diatur. Contoh : peraturan lalu lintas
dibuat agar orang dapat mengetahui jalan yang aman dilalui.
3.
Peraturan
membantu seseorang menentukan sikap dan mengerti akibatnya jika dilanggar.
Contoh: pulang kerumah sebelum pukul 8 malam, jika tidak, ia tidak boleh pergi
setelah sore hari.
4.
Peraturan
menentukan batas-batas suatu hubungan. Contoh: anak harus menghormati orang tua
dan tidak boleh bersikap kasar.
Gangguan dalam tahap ini menghambat
tercapainya rasa mantap atau kepuasan bekerja untuk menghasilkan sesuatu.
Akibatnya, anak kurang percaya diri, mersa tidak mampuh, dan persaan rendah
diri. Anak dapat mengalami gnaguan dalam prestasinya di sekolah, takut
menghadapi kompotisi, sulit berteman, takut dan pasif di luar rumah, tetapi
merajalela dirumah, serta munculnya gngguan dalam sikap terhadap pekerjaan dan
tenggung jawab. Hal ini dapat menyebabkan akan mudah mengikuti ajakan teman
sebaya.
2.
Anak Umur 10 s.d 12 Tahun
Pada
usia ini anak suka bersaing, sebab ia tidak lagi terpusat pada dirinya (
egosentrik ). Oleh karena itu, anak menginginkan hubungan dan kerjasama dengan
orang lain. Ia membutuhkan teman sebaya untuk mengukur kemampuan dan merasakan
kegunaan dirinya. Ia belajar mengenal perbadaan dan permasaan dengan
teman-teman sebayanya. Anak cenderung memilih teman sebaya menurut jenis
kelamin yang sama. Ia mulai merasakan hubungan social dalam kelompok, dengan
saling member dan menerima. Mereka menumpuk kesetiakawanan.
Anak
pada usia ini senang mempelajari fakta dan cara kerja segala sesuatu. Akan
tetapi, tidak jarang pula anak menerima tawaran memakai narkoba, termasuk
rokok. Semakin dini usia anak memakai narkoba, semakin sulit
penanggulangannya,sebab ia akan menjadi pecandu berat. Meningkatkan pencegahan
pada usia ini menurunkan risiko penyalahgunaan narkoba.
Berikan
informasi baru kepadanya yang memadai mengenai hal-hal sebagai berikut :
1.
Cara mengenal
berbagai jenis narkoba ( ganja, obat penenang, obat tidur, stimulansia,
inhalansia, dan heroin ) dalam berbagai ragam atau wujud.
2.
Akibat jangka
pendek dan jangka panjang pemakaian narkoba.
3.
Pengaruh narkoba
pada berbagai organ tubuh dan alasan mengapa narkoba berbahaya bagi pertumbuhan
anak.
4.
Konsekuensi
pemakaian narkoba, termasuk merokok dan minuman beralkohol pada keluarga,
kehidupan sekolah, dan pemakai/penggunanya
Beberapa kegiatan yang dapat di lakukan
orang tua denagn anak.
a.
Ciptakan suasana
dimana Anda dapat berbicara dengan leluasa, misalnya sambil berjalan, minum es
krim, atau sehabis nonoton bola. Hal ini akan membangun hubungan Anda dengan
anak dan mencegah pengaruh negative dari kelompok sebaya.
b.
Dukung anak
berpartisipasi dalm berbagai kegiatan seperti olahraga, kesenian, keaagamaan,
dan belajar bersama sehingga anak memilik teman-teman baru. Dorong anak bersama
teman-temannya menciptkan gaya hidup tanpa narkoba.
c.
Ajarkan kepada
anak bahwa menghisap rokok dan minum-minuman beralkohol diiklankan hebat,
jantan, bebas, atau beranipadahal belum tentu benar.
d.
Lanjutkan
melatihnya berkata ‘’ tidak ‘’, terutama jika menerima tawaran rokok atau
minuman beralkohol. Cara bermain peran akan berguna baginya.
e.
Dorong anak ikut
perkumpulan antinarkoba, jika ada di lingkungan Anda.
f.
Bergabunglah
dengan orang tua teman-teman anak Anda, sehingga saling mendukung dalam
kegiatan antinarkoba di sekolah dan dilingkungan Anda untuk menciptakan
berbagai kegiatan yang terawasi.
g.
Begabunglah
dengan orang tua teman-teman anak anda, sehingga saling mendukung dalam
kegiatan anti narkoba disekolah dan dilingkungan anda untuk menciptakan
berbagai kegiatan yang terawasi.
h.
Jangan biarkan
anak berkeliaran bebas tanpa arah, karena banyaknya waktu luang tanpa kegiatan.
Hal ini merupakan situasi rawan terhadap pemakaian narkoba.
i.
Binalah
kerjasama dengan guru, agar terdapat kesamaan antara disiplin dan peraturan di
rumah dan di sekolah. Peran guru dan sekolah amat penting perkembangan anak.
j.
Pertebal iman
dan taqwa kepada tuhan. Seperti : untuk muslim shalat bersama, pengajian, bagi
beragama Kristen : ke greja bersama keluarga, mengikuti kegiatan reteeat dsb.
C.
Bagaimana Mendidik Anak Usia Remaja?
1.
Remaja Umur 13 s.d 15 Tahun
Pada
usia ini anak memasuki masa remaja, yaitu tahap perkembangan antara anak dan
dewasa. ‘’ terjadi perubahan yang pesat secara fisik, baik mental-emosional
maupun sosial. Akan tetapi, perubahan yang pesat secara fisik tidak di ikuti
dengan kecepatan perkembangan mental-eksional dan sosialisi. Prilakunya sangat
labil atau mudah berubah-ubah. Kadang-kadang ia tampak bertanggung jawab,
kadang-kadang tampak masa bodoh.
Ciri-ciri
remaja bersifat ingin tahu, mencoba, dan bereksperimen. Remaja cendrung tidak
tidak menyetujui nilai-nilai orang tua. Mereka berusaha mencari identitas
dirinya dengan menjauhkan diri dari orang tua. Oleh karena itu, remaja sering
mengagumi tokoh lain di luar orang tua sebagai idolanya.
Remaja
sangat memperhatikan penampilan. Ia senang berdandan dan berkaja berjam-jam.
Rasa kesetia kawanan dengan kelompok sebayanya tumbuh kuat. Sering kita melihat
budaya remaja, yaitu kesamaan dalam bepakaian, cara berbicara dengan bahasa
remaja hobi yang sama, serta sikap dan prilaku yang sama. Remaja tidak mau
berbeda dengan kelompok sebaya. Kadang-kadang remaja berperilaku tertentu agar
di terima pada kelompok sebayanya.
Remaja
sangat peka terhadap stress, prustrasi, dan konflik, bukan saja yang
berhubungan dengan dirinya, tetapi juga dengan lingkungan pergaulannya. Oleh
karna itu, cara mengambil keputusan dan menyelesaikan persoalan yang di latih
orang tua pada usia lebih muda pada anak, sangat berguna baginya.
Remaja
mulai belajar abstraksi dan hal-hal akan datang. Remaja mengerti bahwa ada
resiko dari tindakan mereka dan bahwa prilaku mereka mempengaruhi orang lain.
Keteladanan orang tua sangat penting.
orang
tua harus mengenal anak nya yang beranjak remaja, bukan sekedar bertemu muka,
atau bercakap-cakap sebentar karena tinggal dalam satu rumah tetapi harus terus
memberi perhatian dan kasih sayang, yaitu dengan cara mengamati, bermain
bersama, bercakap-cakap dan mendampingi serta membingbing anak secara
konsisten.
Orang
tua harus menjadi pemimppin yang baik, yaitu pemimpin yang berda di depan, yang
member contoh dalam sikap dan perilakunya. Orang tua pun harus menjadi pemimpin yang berda di belakang, yang mendukung,
membingbing, dan meluruskan jalan yang salah atau keliru.
Mejelaskan kepada anak usia 13 tahun mengenai bahaya
penyakit kanker paru atau penyakit jantung dalam waktu 30-40 tahun jika terus
merokok, tidak bermanfaat. Pesan-pesan yang di sampaikan harus lah konkret mengenai
hal ini. Contoh: menjelaskan pengaruh rokok terhadap bau mulut, gigi yang
berwarna cokelat, dan muka keriput.
Tegaskan kembali peraturan mengenai larangan memakai
narkoba. Buatlah anak memahami bahwa narkoba merupakan tindakan melanggar
hukum, dan bahwa melanggar hukumbukan prilaku yang baik.
Pada umur 15 tahun, remaja harus mengetahui tengtang
hal-hal sebagai berikut.
1)
Sifat-sifat dari
setiap jenis narkoba.
2)
Pengaruh narkoba
pada system peredaran darah, pernafasan, saraf dan peroduksi.
3)
Pola pemakaian
narkoba (coba-coba) social, instrumental, kebiasaan, ketergantungan)
4)
Pengaruh narkoba
terhadap kegiatan sehari-hari yang memerli=ukan koordinasi tubuh (mengndarai
mobil, menjalankan mesin, dan kegiatan olahraga).
5)
Peraturan
perundan-undangan mengenai penggunaan / perdaran narkoba.
Beberapa kegitan yang dapat dilakukan orang tua
antara lain sebagai berikut :
a.
Berkenalan
dengan teman-teman anak dan orang tuanya
undang
teman-teman anak agar berbagi bersama atau berekreasi bersam. Sampaikan
harapan-harapan Anda menegenai perilaku, dan bekerja samalah membuat peraturan
mengenai berbagai hal: pergi ke pesta, pulang malam, tidur dirumah teman, pergi
dengan seizing orang tua, dan sebagainya.
b.
Amati kepergian
anak
jika anak
menonton bioskop Anda perlu mengetahui filmnya, dan dimana bioskopnya, dengan
siapa anak pergi, jika setelah itu anak pergi ketempat lain, ia harus minta
ijin orang tua.
c.
Lanjutkan
melatih berkata tidak dengan anak
Ajarkan berbagai situasi yang mungkin terjadi,
misalnya, pergi ketempat dimana tidak ada orang tua, atau tampat dimana
tersedia minuman beralkohol atau narkoba, dan sebagainya.
d.
Perhatikan
kecemasan remaja tentang hal-hal tertentu seperti seksualitas dan menjadi orang
berbeda dengan teman-temannya. Sediakan waktu untuk bercakap-cakap mengenai
persaan-perasaan anak tentang hal itu.
e.
Tinjau kembali
peraturan-peraturan dirumah dan tanggung jawab anak secara berkala bersama
anak, misalnya waktu menonton televise atau menonton bersam.
f.
Ajarkan kepada
anak mengenai teman sejati yang tidak akan mendorong nya melakukan hal-hal yang
salah atau berbahaya.
g.
Libatkan anak
dalam kegitan sosial, atau adakan kunjungan sosial.
PENCEGAHAN
PENYALAHGUNAAN
DAN PEREDARAN GELAP
NARKOBA
TINGKATKAN PRESTASI
RAIH KEMENANGAN
TANPA NARKOBA
Anda yang menetukan
Masa depan . . . .
Raih cita-cita
Tanpa narkoba
ATAU …
Masa
depan
Suram
dengan
Narkoba
STOP
NARKOBA!!
2.
Remaja umur 16 s.d 18 tahun
Remaja
adalah periode saat ia berjuang untuk mencari identitas dirinya, yang akan
menetukan peranannya di dalam masyarakat, yaitu identitasnya di bidang seksual
dan pekerjaan, sebab mereka akan menjadi dewasa, baik sebagai pria dewasa
maupun wanita dewasa. Mereka pun perlu mengembangkan berbagai keteramoilan yang
berguna bagi masa depan atau kariernya.
Remaja
perlu menyelesaikan tugas pengembangan remaja yang tidak mudah dan tidak sering
menimbulkan kesulitan. Mereka juga dihadapkan pada situasi yang ada di
masyarakat dan keadaan sekitarnya yang mudah menimbulkan stress akibat
perubahan sosial ekonomi dan iklim politik serta bergeseran dalam system nilai.
Tugas-tugas
pengembangan remaja yang perlu di selesaikan selama periode tersebut, meliputi
hal-hal berikut ini :
i.
Mengembangkan
hubungan baru secara dewasa dan memuaskan dengan teman sebayanya, baik dari
sesama jenis maupun lawan jenisnya;
ii.
Mengembangkan
identitas peranan seksnya sebagai pria atau wanita;
iii.
Menerima keadaan
dirinya secara menyeluruh, baik fisik maupun kejiwaan, serta dapat
menggunakannya secara efektif;
iv.
Membebaskan
dirinya dari ketergantungan emosional, mengembangkan hubungan baru secara dewas
dan memuaskan dengan kawan orang tua dengan tetap menjaga hubungan yang akrab
dan menghormati;
v.
Memilih dan
menyiapkan perkawinan dan kehidupan keluarga;
vi.
Mengembangkan
kemampuan intelektual
vii.
Mengmbangkan
system nilai, etika, dan kerohaniannya sebagai pedoman hidup.
Jika
ramaja dapat menyelesaikan tuntutan perkembangan pada usia sebelumnya, ia tidak
akan mengalami banyak kesulitan dengan tuntutan perkembangan masa remaja.
Namun, jika tuntutan perkembangan sebelumnya tidak di selesaikan dengan baik,
remaja akan mengalami setres dan menghadapi banyak konflik. Oleh karena tidak
terlatih menyelesaikan masalah secara baik, ia akan mencari penyesaian secara
mudah dan cepat.
Jika
tugas-tugas pengembangan tidak diselesaikan, akan timbul rasa tidak bahagia
pada remaja, perilakunya tidak sesuai dengan norma yang ada didalam masyarakat,
dan ia akan mengalami kesulitan dengan tugas-tugasnya yang akan datang, yaitu
periode dewasa. Oleh karena itu, bantuan dan bimbingan dari pendidik ( orang
tua, guru, konseler, psikolog, rohaniawan ) sangat diperlukan.
Remaja
usia sekolah menengah atas berorientasi kepada masa depan dan dapat dilibatkan
dalam diskusi mengenai hal-hal abstrak. Keterampilannya untuk bersikap
realistik juga meningkat. Ia menjadi tertarik pada hal-hal yang berhubungan
dengan kesejahteraan orang lain. Menjadi bagian dari kelompok telah
mendorongnya untuk berubah
Pada
akhir usia sekolah menengah atas, remaja perlu memahami hal-hal berikut :
1)
Pengaruh jangka
pendek dan jangka panjang pemakaian setiap jenis narkoba ;
2)
Bahaya pemakaian
campuran berbagai jenis narkoba;
3)
Hubungan
pemakaian narkoba dengan berbagai penyakit dan kecacatan;
4)
Pengaruh narkoba
terhadap bayi dalam kandungan dan system reproduksi;
5)
Hubungan
pemakaian narkoba dengan HIV / AIDS;
6)
Meningkatkan
kecelakaan karena mengendarai motor / mobil dan menjalankan mesin dalam keadaan
pengaruh narkoba;
7)
Dampak
penyalahgunaan narkoba terhadap masyarakat, bangsa, dan Negara.
Kegiatan yang disarankan bagi orang tua
untuk mencegah penyalahgunaan narkoba meliputi hal-hal sebagai berikut :
a.
Jelaskan
pengaruh jangka panjang pemakaian narkoba yang dapat menyebabkan penurunan
prestasi sekolah , gagal melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi,
terancam dikeluarkan dari pekerjaan, gagal mengikuti testing masuk keakademi
militer, penerbangan atau kepolisian, dan sebagainya.
b.
Tekanan
pentingnya keteladanan remaja bagi adik-adiknya.
c.
Libatkan remaja
dalam berbagai kegiatan keluarga ( makan bersama, menonton televisi bersama,
membesihkan rumah, liburan, dan lain-lain )
d.
Tetapkan cara
untuk membatasi waktu remaja diluar rumah tanpa pengawasan. Waktu antara pukul
3-6 sore sangat rawan terhadap pemakaian narkoba secara eksperimental (
coba-coba )
e.
Dorong anak agar
mengikuti program pencegahan disekolah atau lingkungannya jika ada.
f.
Makin sibuk
anak, makin sedikit kemungkinannya terlibat dalam penyalahgunaan narkoba. Oleh
karena itu, anak didorong untuk mengikuti berbagai jenis organisasi, seperti
olahraga, kesenian, dan keagamaan dan kegiatan alternative lainnya
g.
Rencanakan
kegiatan bebas narkoba bagi keluarga selama liburan sekolah, yang sering
merupakan masa rawan bagi remaja.
h.
Carilah
informasi mengenai kecendrungan pemakai narkoba yang baru dan popular. Pelajari
pengaruh dan bahayanya.
i.
Dukunglah upaya
pencegahan dan penanggulangan penyalah gunaan narkoba dilingkungan Anda ( rt /
rw /kelurahan )termasuk berbagai kegiatan pengisi waktu luang bagi remaja.
PENUTUP
Demikian
pembahasan tentang pendidikan menurut usia anak telah dipaparkan pada bab ini
yang sebagian besar materinya diambil dari bab 6 buku ‘’ pendidikan pencegahan
penyalahgunaan narkoba dalam keluarga ‘’ yang diterbitkan oleh balai pustaka,
Jakarta. Semoga membekali para orang tua untuk mendukung pencegahan
penyalahgunaan narkoba.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar